Krisis Sastra Indonesia

Pada bulan April 1952 di Jakarta diselenggarakan sebuah simposium tentang Kesulitan-kesulitan Zaman Peralihan Sekarang dalam simposium itu dilontarkan istilah krisis akhlak, krisis ekonomi, dan berbagai krisis lainnya.

Tahun 1953 di Amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan Indonesia. Dalam acara itu antara lain berbicara Asrul Sani, Sultan Takdir Ali Sjahbana, Prof. Dr. Werthim, dan lain-lain. Di sinilah untuk pertama kali dibicarakan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, tetapi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit Majalah Konfrontasi pada pertengahan tahun 1954. Nomor pertama majalah ini memuat essay Soejatmako berjudul Mengapa konfrontasi?. Dalam karangan itu secara tandas dikatakan oleh penulisnya bahwa penulisan sastra sedang mengalami krisis.

Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil yang “berlingkar sekitar psikologisme perseorangan semata-mata” Roman-roman besar tak ada ditulis.

Karangan Soejatmoko ini mendapat reaksi hebat, terutama dari kalangan sastrawan sendiri seperti: Nugroho Notosusanto, S.M. Ardan, Boejong Saleh, dan lain-lain. Begitu pula H.B. Jassin dalam simposium sastra mengemukakan sebuah prasaran yang diberinya judul Kesusastraan Indonesia Modern Tidak Ada Krisis. Dengan bukti-bukti dari dokumentasi yang kengkap, Jassin pun menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia.

Dalam tulisan berjudul Situasi 1954 yang ditujukan kepada sahabatnya Ramadhan K.H, Nugroho Notosusanto mencoba mencari latar belakang timbulnya penamaan “Impasse sastra Indonesia” yang bagi dia tidak lebih hanya sebuah “mite” (dagangan belaka). Menurut Nugroho asal timbulnya mite itu ialah pasimisme yang berjangkit dari kalangan orang-orang tertentu pada masa sesudah kedaulatan. Kecuali itu Nogroho pun melihat kemungkinan bahwa golongan old cracks angkatan 1945 pada sekitar tahun 1945 mengalami masa keemasan, pada masa sesudah tahun 1950 mengalami kemunduran.

Info lengkap tentang hal itu, bisa Anda dapatkan di www.geocities.com/daudp65

56 Tanggapan

  1. Isna Kasmilawati (A1B108216)

    Saya ingin bertanya :

    1. Mengapa krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia,?

    2. Apa sebab krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit Majalah Konfrontasi pada pertengahan tahun 1954?

    3. Apa yang menyebabkan penulisan sastra mengalami krisis,apa hubungannya dengan ditulis hanya cerpen-cerpen kecil yang “berlingkar sekitar psikologisme
    perseorangan semata-mata” Roman-roman besar tak ada ditulis?

    4. Mengapa golongan old cracks angkatan 1945 pada sekitar tahun 1945 mengalami masa keemasan, pada masa sesudah tahun 1950 mengalami kemunduran.
    Apakah penyebabnya dari semua itu?

    Terimakasih.

  2. Khairunnisa (A1B108235)

    saya ingin bertanya:

    1.Apa menurut bapa yang melatar belakangi timbulnya penanaman“Impasse sastra Indonesia” “mite” (dagangan belaka)?

    2)Mengapa karangan Soejatmoko ini mendapat reaksi hebat, terutama dari kalangan sastrawan sendiri seperti: Nugroho Notosusanto, S.M. Ardan, Boejong Saleh?

    3) apa yang dimaksud dengan golongan “old cracks”?

    terimakasih.

  3. ARTA NORMIANI
    A1B108236

    Assalamualaikum…
    Saya ingin menayakan beberapa hal mengenai krisis sastra Indonesia.

    1.Mengapa pada simposium sastra tahun 1955 menghasilkan anggapan bahwa angkatan pengarang baru tidak dapat digolongkan dengan angkatan ’45?
    2. Apa yang dimaksud krisis akhlak dan krisis ekonomi yang dilontarkan pada simposium pada bulan april 1952 di Jakarta?
    3. Sebenarnya polemik yang mendasari krisis sastra itu sendiri apa? sampai-sampai terjadi perdebatan antar sastrawan. Misalnya karangan Soejatmoko mendapat reaksi hebat, terutama dari kalangan sastrawan sendiri seperti: Nugroho Notosusanto, S.M. Ardan, Boejong Saleh.

    Terimakasih….

  4. Miliyanti

  5. Nama : Miliyanti
    Nim : A1B108204

    Saya ingin menanyakan tentang :

    1. Mengapa Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil yang “berlingkar sekitar psikologisme perseorangan semata-mata” ?

    2. Apa alasan H.B. Jassin yang dalam simposium sastra mengemukakan prosaran terhadap Karangan Soejatmoko yang mana ia mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis?

    3. Mengapa Sitor berkesimpulan bahwa krisis yang terjadi ialah krisis dalam diri jassin sendiri karena ukurannya tidak matang ?

    Terima kasih..

  6. SRI MAULIANI (A1B108203)

    Ass…

    Saya ingin menanyakan tentang Krisis Sastra Indonesia, yang saya pertanyaakan :

    1. Mengapa essay Soejatmoko berjudul “Mengapa
    Konfrontasi” harus dikatakan dengan penulisnya bahwa
    sastra penulisnya yang sedang mengalami krisis ?

    2. Mengapa Nugroho Notosusanto mengatakan asal
    timbulnya mite itu ialah pasimisme yang berjangkit
    hanya dari kalangan orang-orang tertentu saja ?

    3. Mengapa Jassin menolak sebutan adanya krisis
    maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia ?

    4. Nugroho pun melihat kemungkinan bahwa golongan
    (old cracks) angkatan 1945 pada sekitar tahun 1945
    mengalami masa keemasan, pada masa sesudah
    tahun 1950 mengalami kemunduran. Mengapa hal itu
    terjadi dan apa yang dimaksud dengan (old cracks) itu
    sendiri ?

    Mungkin hanya ini yang bisa saya kemukakan atas kesulitan saya dalam memahaminya makanya saya mengajukan pertanyaan….

    Terima Kasih…

    Wss….

  7. Dytha Ristiana (A1B108222)

    Ass……………

    Saya ingin bertanya tentang:

    1. Apa yang melatarbelakangi sampai terjadinya krisis
    sastra di Indonesia dan apa kaitannya dengan gagalnya
    revolusi indonesia?

    2. Sitor Sitomurang berkesimpulan bahwa krisis yang
    terjadi ialah krisis dalam diri Jassin sendiri karena
    ukurannya tidak matang. Apa yang menyebabkan Sitor
    berpendapat seperti itu?

    3. Mengapa golongan “Old Cracks” angkatan 1945 pada
    sekitar tahun 1945 mengalami masa keemasan dan
    mengapa pada masa sesudah tahun 1950 mengalami
    kemunduran?

    Wassalam.

  8. Ria Agustina (A1B108014)

    Dalam materi Krisis Sastra Indonesia terdapat beberapa pandangan :
    – Sebuah simposium tentang kesusastraan Indonesia di Amsterdam. Disini pertama kali dibicarakan tentang “Impasse” (kemacetan) dan “krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia”.
    – Soedjatmoko melihat krisis sastra sebagai akibat dari krisis kepemimpinan politik. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil bukan roman-roman besar.
    – Nugroho Notosusanto, S.M. Ardan, Boejoeng Saleh, dan lain-lain secara tandas dengan bukti-bukti yang sukar untuk dibantah menolak penamaan “krisis sastra”. Menurut mereka sastra Indonesia sedang hidup dengan subur.
    – H.B. Jassin dalam simposium sastra mengemukakan prasaran yang secara tandas diberinya judul : “Kesusustraan Indonesia Moderen Tidak Ada Krisis”, dengan bukti dokumentasinya lengkap.
    – Sitor Situmorang mengemukakan pendapatnya bahwa yang ada bukan krisis sastra, melainkan krisis menilai ukuran sastra.

    Pertanyaan saya adalah :

    Apa maksud krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia ?

    makasih ^_^

  9. SEPTIA MAULYDA (A1B108227)

    Ass…….

    Saya ingin menanyakan tentang hal yang berkaitan dengan krisis sastra Indonesia:

    1).Apa yang dimaksud dengan krisis akhlak dan krisis ekonomi?

    2).Tahun 1953 di Amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan.Di sinilah untuk pertama kali dibicarakan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, tetapi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit Majalah Konfrontasi pada pertengahan tahun 1954.Mengapa demikian?

    3).Jelaskan mengapa Karangan yang ditulis Soejatmoko mendapatkan reaksi hebat, terutama dari kalangan sastrawan sendiri seperti: Nugroho Notosusanto, S.M. Ardan, Boejong Saleh, dan lain-lain!

    4).Apa yang menyebabkan golongan old cracks angkatan 1945 pada sekitar tahun 1945 mengalami masa keemasan,dan pada masa sesudah tahun 1950 mengalami kemunduran.

    Wss….

  10. Lastarria(A1B10851)

    Assalamualaikum Wr.Wb…….!!!

    Ada beberapa hal di dalam krisis sastra ini yang belum saya mengerti dan saya ingin bartanya.

    1). Mengapa Soejatmoko hanya menulis cerpen-cerpen kecil yang berlingakar sekitar fsikologisme perseorangan semata-mata sedangkan roman-roman besar tidak ada di tulis?

    2). Apa latar belakang sehingga timbulnya penamaan impasse sastra indonesia?

    3). Mengapa krisis satra terjadi di indonesia seperti krisis Akhlak, dan krisis Akhlak seperti apakah yang terjadi sekarang ini?

    Wassalam.

  11. Assalamu’alaikum bapak…..
    Saya ingin bertanya pada pokok bahasan Priode 1953-1961, Krisis Sastra Indonesia.

    1). apa sih pak yang dimaksud SIMPOSIUM itu?
    2). menurut anda hal apa yang melatarbelakangi terjadinya krisis sastra indonesia?
    3). mengapa Toha Mohtar disebut sebagai sastrawan sedangkan pada masa ini dia tidak pernah manulis dalam majalah sastra atau kebudayaan?
    4). mengapa sajak Romence perjalanan dalam jilid-jilid selanjutnya tidak pernah terbit? Apa yang menyebabkan terjadinya hal itu?

    itu pertanyaan-pertanyaan saya pak terimakasih…
    Wss….

  12. Mutfiah Ani ( A1B108206 ) PBSID REG B

    Ass……
    Sedikit tentang Krisis Sastra ( 1953-1961 ).

    Pada periode tahun 1953-1961 Sastra Indonesia mengalami krisis hal ini mungkin dikarenakan karya sastra yang terbit pada masa itu hanya berupa sajak, cerpen dan karangan-karangan yang tidak begitu panjang sehingga hanya dimuat dalam majalah. Sehingga pada periode ini lahir istilah sastra majalah. Majalah – majalah yang eksis pada masa ini antara lain Gelanggang atau Siasat, Mimbar Indonesia, Zhenit, dan majalah Kisah.
    Periode 1953 – 1961 sastra Indonesia nampaknya sedang mencari jati diri dan sekaligus menonjolkan penilaian kembali terhadap warisan leluhur.
    Pada masa ini terjadi pergolakan ideologi, dan pencarian konsep-konsep sastra. Berbagai gejala yang menandakan pergolakan itu antara lain terbitnya Surat Kepercayaan Gelanggang tahun 1949, munculnya organisasi kebudayaan bentukan partai, seperti Lekra, Lesbumi, LKN di tahun 1960-an; pasang surut majalah sastra seperti Kisah, Sastra, cerpen; kasus pengadilan cerpen Langit Makin Mendung karya Ki Panjikusmin, campur tangan kekuatan politik, pelarangan Manifes Kebudayaan, dan sebagainya.
    Perkembangan dan pergulatan sastra selama kurun 1950-1961 hilang dari dunia pelajaran di sekolah maupun di kurikulum-kurikulum universitas. Yang sangat jelas ialah bahwa dalam spektrum perkembangan sastra dan budaya aliran Soekarnois dan alirian radikal kiri hilang sama sekali. Dan memang hilang bukan tetap dipelajari dan kemudian dikritisi melalui paradigma Orde Baru. Bukan. Hilang. Tidak diterbitkan, tidak dijual. Tidak dibaca.
    Sitor Situmorang dan Pramoedya Ananta Toer, misalnya, hilang dari dunia bacaan selama Orde Baru – dan banyak lagi pengarang yang karyanya tidak boleh diterbitkan.
    Hal inilah salah satu penyebab terjadinya krisis sastra karena sastra yang bernilai tidak boleh diterbitkan dan dilarang diedarkan oleh pemerintah orde baru.
    ada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudayaaan Rakyat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S/PKI di Indonesia.

  13. Siti norhasuna (A1B108237)

    Ass…..!!!

    saya ingin bertanya.

    1). Mengapa karangan soejatmoko mendapat reaksi hebat?

    2). Menurut anda apa yang melatar belakangi krisis sastra indonesia sehingga di katakan krisis?

    3). Bagaimana cara mengatasi krisis sastra yang terjadi agar hal itu tidak terulang lagi?

    4) sitor berkesimpulan bahwa krisis yang terjadi ialah krisis dalam diri jassin sendiri karena ukuranya tidak matang, coba jelaskan?

    terima kasih

  14. SOLIKHATI ( A1B108209 ) B

    Beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan diantaranya:
    1.Apa latar belakang terjadinya krisis sastra pada masa ini?
    2.Mengapa “Impasse (kemacetan) dan “krisis sastra Indonesia” disebut sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia?
    3.Mengapa krisis sastra Indonesia dibahas di amsterdam bukan di Indonesia sendiri, dan mengapa Indonesia malah membahas krisis yang lain?
    4.Mengapa persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit majalah konfrontasi pada pertengahan tahun 1954?
    5.Apa maksud dari “berlingkar sekitar fsikologisme perseorangan semata-mata”?
    6.Apa yang sebenarnya terjadi pada masa 1953 sehingga para sastrawan banyak yang tidak sepaham, apa yang menyebabkan krisis sastra itu sendiri sehingga muncul ketegangan di antara mereka?
    7.Apa tujuan Ajip Rosyidi mencari ciri-ciri yang membedakan angkatan terberu dengan angkatan 45?
    8.Mengapa pada periode ini disebut sebagai krisis sastra?

  15. Assalamualaikum……………!!!!!!!!!!

    Setelah saya membaca pokok pembahasan Priode 1953-1961, Krisis Sastra Indonesia ada yang saya kurang mengerti dan yang ingin saya tanyakan kepada bapa.

    1). Mengapa sebabnya karangan soejatmoko mendapatkan reaksi hebat terutama dari kalangan sastrawan sendiri seperti: SM. Ardan, Boejong saleh Nugruho Notosusanto, kenapa mendapatkan reaksi dari kalangan sastrawan saja tidak dari berbagai kalangan yang lain, Apa sebabnya?

    2). Kenapa angkatan 45 sekitar tahun 45 mengalami masa keemasan dan kemudian sesudah tahun 50n mengalami kemunduran, Apa penyebabnya?

    3). Apa yang melatarbelakangi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit majalah konfrontasi pada pertengahan tahun 1954?

    4). Tahun 1953 di Asterdam diselenggarakan simposium tentang kesustraan indonesia antara lain berbicara dalam simposium itu Asrul Sani, Apa sih yang dimadud dengan SIMPOSIUM itu?

    Terimakasih…………

    Wassalam………!!!!!!!!!!!

  16. RABIATUL BAINAH (A1B108226)

    Assalamualaikum……………!!!!!!!!!!

    Setelah saya membaca pokok pembahasan Priode 1953-1961, Krisis Sastra Indonesia ada yang saya kurang mengerti dan yang ingin saya tanyakan kepada bapa.

    1). Mengapa sebabnya karangan soejatmoko mendapatkan reaksi hebat terutama dari kalangan sastrawan sendiri seperti: SM. Ardan, Boejong saleh Nugruho Notosusanto, kenapa mendapatkan reaksi dari kalangan sastrawan saja tidak dari berbagai kalangan yang lain, Apa sebabnya?

    2). Kenapa angkatan 45 sekitar tahun 45 mengalami masa keemasan dan kemudian sesudah tahun 50n mengalami kemunduran, Apa penyebabnya?

    3). Apa yang melatarbelakangi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit majalah konfrontasi pada pertengahan tahun 1954?

    4). Tahun 1953 di Asterdam diselenggarakan simposium tentang kesustraan indonesia antara lain berbicara dalam simposium itu Asrul Sani, Apa sih yang dimadud dengan SIMPOSIUM itu?

    Terimakasih…………

    Wassalam………!!!!!!!!!!!

  17. kalau pada angkatan 45 lebih banyak di pengaruhi oleh barat karena tidak dapat di pungkiri mayoritas sastrawannya adalah didikan belanda yang ingin saya tanyakan adalah unsur -unsur apa yang diusung pada angkatan ini apakah sama seperti pada angkatan 45 yang karyanya lebih dipengaruhi oleh sastra barat ?

  18. MISNA
    A1B108213

    ASS…………………………
    Saya ingin bertanya,
    1). Mengapa gagalnya revolusi indonesia menyebabkan krisis sastra indonesia?

    2). apa maksud impasse sastra indonesia?

    3). apa yang di maksud golongan old cracks?

    wass……………
    terimakasih………………….

  19. MARDIKAYAH (A1B108211)

    Membaca Periode 1953-1961. Di Indonesia diselenggarakan simposium tentang kesusastraan Indonesia. Yang dibicarakan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, Kemudian persoalan tentang krisis, baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit Majalah Konfrontasi pada pertengahan tahun 1954.

    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil sedangkan Roman-roman besar tak ada ditulis. Ini membuat karangan Soejatmoko mendapat reaksi hebat, terutama dari kalangan sastrawan dalam simposium sastra mengemukakan sebuah prasaran yang diberinya judul Kesusastraan Indonesia Modern Tidak Ada Krisis. Jassin juga menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia. Karena adanya bukti-bukti dari dokumentasi yang kengkap.

    Yang saya tidak mengerti kenapa pada periode 1953-1961 dinamkan krisis Sastra?

    -Apakah Simposium sama dengan Kongres?
    – Mengapa pada masa periode 1953-1961 ini banyak menimbulkan kontrofersi pendapat terhadap krissi sastra?
    – Mengapa H.B Jassin menolak adanya sebutan krisis maupun Impasse dal;am kehidupan sastra Indonesia?

  20. YULIANTI (A1B107261) REG B

    ASS…….

    Setelah saya membaca pokok pembahasan Periode 1953-1961, Krisis Sastra Indonesia ada yang saya kurang mengerti dan ada yang ingin saya tanyakan kapada bapa,,,,,
    1.Mengapa di kalangan sastrawan bereaksi hebat atas munculnya cerpen kecil Soejatmoko di kalangan sastrawan.
    Tolong jelaskan?

    2.Apa yang melatar belakangi timbulnya penamaan Impase Sasrta Indonesia?

    3.1. Mengapa Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis?

    Terima kasih……..

  21. HASWINDA HARPRIYANTI
    A1B108212

    Ass..
    pada periode 1953-1961.
    tahun 1953 pertama kali dibicarakan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra indonesia yang dinyatakan sebagai akibat dari gagalnya revolusi indonesia. namun persoalan krisis menjadi banhan pembicaraan yang ramai ketika terbinya majalah konfrotasi pada pertengahan tahun 1954.
    soejatmoko pada saat itu berpendapat sastra indonesia mengalami krisis karena hanya adanya cerpen-cerpen kecil yang terbit namun pendapat soejatmoko ini malah mendapat reaksi hebat dari para kalangan sastrawan. karena beberapa sastrawan menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra indonesia hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa bukti-bukti dari dokumentasi yang lengkap.
    notosusanto mencoba mencari latar bel;akang timbulnya penamaan impasse sasrta indonesia yang bagi dia tidak lebih hanya mite (dagaan belaka).
    sitor sitomurang dalam sebuah tulisannya yang berjudul “krisis” H.B jossin dalam majalah mimbar indonesia berpendapat bahwa yang terjadi bukanlah krisis sastra melainkan krisis ukuran nilai sastra.

    yang ingin saya tanyakan mengapa pada tahun 1950 golongan old cracks angkatan 45 yang sudah sempat mengalami masa keemasan mengalami kemunduran setelah tahun 1950?
    terimakasih…
    ws..

  22. DESI FATMASARI (A1B108252)

    Ass…….!!!

    saya ingin nanya.
    1).mengapa dan apa alasanya soejatmoko mengatakan bahwa sastra indonesia sedang mengalami krisis?

    2)apakah yang di maksud dengansimposium satra yang di kemukakan HB.Jassin dengan sebuah prasarannya?

    terimakasih.

  23. HAPIJAH (A1B108214)
    PBSID B

    Untuk pertama kali dibicarakan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, tetapi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit Majalah Konfrontasi pada pertengahan tahun 1954. Nomor pertama majalah ini memuat essay Soejatmako berjudul Mengapa konfrontasi?. Dalam karangan itu secara tandas dikatakan oleh penulisnya bahwa penulisan sastra sedang mengalami krisis.
    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil yang “berlingkar sekitar psikologisme perseorangan semata-mata” Roman-roman besar tak ada ditulis.
    Dalam tulisan berjudul Situasi 1954 yang ditujukan kepada sahabatnya Ramadhan K.H, Nugroho Notosusanto mencoba mencari latar belakang timbulnya penamaan “Impasse sastra Indonesia” yang bagi dia tidak lebih hanya sebuah “mite” (dagangan belaka).

    penyebab terjadinya krisis sastra karena sastra yang bernilai tidak boleh diterbitkan dan dilarang diedarkan oleh pemerintah orde baru.
    Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S/PKI di Indonesia.

    Disini Saya ingin bertanya:

    1. Mengapa karangan Soejatmoko mendapt reaksi hebat, terutama dari kalangan sastrawan ?

    2. apa latar belakang timbulnya penamaan “impasse Sastra Indonesia ?

  24. lia agustina A1B107258

    Ass….
    Beberapa pertanyaan yang ingin saya pertanyakan antara lain :
    1. Mengapa golongan ” Old Cracks” angkatan 1945 pada sekitar tahun 1945 mengalami masa keemasan, sedangkan pada masa sesudah tahun 1950 mengalami kemunduran.
    2. Saya masih kurang jelas tentang Sitor Sitomorang yang mengemukakan pendapatnya dalam tulisan yang berjudul ” krisis” H.B Jossin bahwa yang ada bukanlah krisis sastra malainkan krisis ukuran menilai sastra.
    3. Mengapa pada masa periode 1953-1961 ini banyak menimbulkan kontrofersi pendapat terhadap krissi sastra?
    wss…
    Terima kasih

  25. HJ. FAHRIAH (A1B108249)
    assalamuallaikum . .
    Tahun 1953 di Amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan Indonesia. Dalam acara itu antara lain berbicara Asrul Sani, Sultan Takdir Ali Sjahbana, Prof. Dr. Werthim, dan lain-lain. Di sinilah untuk pertama kali dibicarakan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, tetapi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit Majalah Konfrontasi pada pertengahan tahun 1954. Nomor pertama majalah ini memuat essay Soejatmako berjudul Mengapa konfrontasi?. Dalam karangan itu secara tandas dikatakan oleh penulisnya bahwa penulisan sastra sedang mengalami krisis.
    Karangan Soejatmoko ini mendapat reaksi hebat, terutama dari kalangan sastrawan sendiri seperti: Nugroho Notosusanto, S.M. Ardan, Boejong Saleh, dan lain-lain. Begitu pula H.B. Jassin dalam simposium sastra mengemukakan sebuah prasaran yang diberinya judul Kesusastraan Indonesia Modern Tidak Ada Krisis. Dengan bukti-bukti dari dokumentasi yang kengkap, Jassin pun menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia.
    saya ingin bertanya :
    1. apa yamg melatar belakangi dibicarakan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia ?
    2. apa yang ingin dibicarakan Soejatmoko dalam karangannya sehingga mendapat reaksi hebat dari para sastrawan?
    3.siapa sebenarnya golongan old cracks?

    terima kasih …

  26. Devy Herlina ( A1B108229 )

    Ass,,

    Tahun 1953 di Amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusatraan Indonesia yang menjadi pembicara dalam simpoium itu adalah Asrul Sani, Sultan Takdir Alisjahbana, Prof. Dr. Werthim. Hal inilah yang pertama kali dibicarakan tentang “Impasse (kemacetan)” dan “krisis sastra Indonesia” sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, akan tetapi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit majalah konfrontasi pada pertengahan tahun 1954.

    Pertanyaan ^^

    apa yang melatarbelakangi munculnya impasse sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia ?

    trims… Wss..^^

  27. Nama : Sri Muntari
    Nim : A1B107257

    ASS…….

    1.Apa yang dimaksud SIMPOSIUM yang di kemukakan oleh HB.Jassin dengan sebuah prasarannya?

    2.Apa penyebabnya angkatan 45 sekitar tahun 45 mengalami masa keemasan dan kemudian sesudah tahun 50n mengalami kemunduran?

    3. Apa yang melatarbelakangi terjadinya krisis
    sastra di Indonesia?

    Terima kasih…..
    atas kesalahan dan kekurangan saya mohon bimbingan bapa……..

  28. Pada bulan April 1952 di Jakarta diselenggarakan sebuah simposium tentang Kesulitan-kesulitan Zaman Peralihan Sekarang dalam simposium itu dilontarkan istilah krisis akhlak, krisis ekonomi, dan berbagai krisis lainnya.
    yang ingin saya tanyakan adalah :
    bagaimana cara mengatasi krisis-krisis tersebut?

    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil yang “berlingkar sekitar psikologisme perseorangan semata-mata” Roman-roman besar tak ada ditulis. Karangan Soejatmoko ini mendapat reaksi hebat, terutama dari kalangan sastrawan sendiri seperti: Nugroho Notosusanto, S.M. Ardan, Boejong Saleh, dan lain-lain. Begitu pula H.B. Jassin dalam simposium sastra mengemukakan sebuah prasaran yang diberinya judul Kesusastraan Indonesia Modern Tidak Ada Krisis. Dengan bukti-bukti dari dokumentasi yang kengkap, Jassin pun menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia.
    yang saya tanyakan adalah mengapa soejatmoko berani mengatakan sastra indonesia mengalami krisis? dan mengapa para sastrawan yang lain seperti Nogroho Notosusanto, S.M. Ardan, Boejong Saleh, H.B. Jassin dan lainnya mengatakan bahwa kesusastraan indonesia tidak mengalami krisis sastra?

    K.H, Nugroho Notosusanto mencoba mencari latar belakang timbulnya penamaan “Impasse sastra Indonesia” yang bagi dia tidak lebih hanya sebuah “mite” (dagangan belaka). Menurut Nugroho asal timbulnya mite itu ialah pasimisme yang berjangkit dari kalangan orang-orang tertentu pada masa sesudah kedaulatan. Kecuali itu Nogroho pun melihat kemungkinan bahwa golongan old cracks angkatan 1945 pada sekitar tahun 1945 mengalami masa keemasan, pada masa sesudah tahun 1950 mengalami kemunduran.
    yang belum saya mengerti adalah mengapa K.H. Nugroho Notosusanto menganggap “impasse sastra Indonesia’ hanya sebuah “mite”?

    thx.

  29. maaf pak ketinggalan.
    NOVIE HERNADI (A1B108202)

    thx…

  30. Seri Faujiah ( A1B108205 )

    Tahun 1953 di Amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan Indonesia antara lain berbicara dalam simposium itu Asrul Sani, Sultar Takdir Ali Sjahbana, Prof. Dr. Werthim, dll. Hal yang dibicarakan mengenai persoalan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia.
    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-nerpen kecil yang “berlingkar sekitar fsikologismeperseorangan semata-mata”. Roman-roman besar tak ada ditulis.
    Sitor Situmorang dalam sebuah tulisannya yang berjudul “krisis” H.B Jossin dalam majalah mimbar Indonesia mengemukakan pendapatnya bahwa yang ada bukanlah krisis sastra melainkan krisis ukuran menilai sastra. Ia menyimpulkan bahwa krisis yang terjadi ialah krisis dalam diri Jassin sendiri karena ukurannya tidak matang.
    Dalam simposium-simposium di Yogyakarta, Solo, dan kota lain-lainnya ada kecendrungan fikiran untuk menganggap telah lahir suatu angkatan para pengarang baru yang dirasa tidak tepat lagi digolongkan pada angkatan Khairil Anwar yang populer dengan angkatan 45 dalam simposium sastra yang yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1960.
    Dalam seminar kesusastraan yang diselenggarakan oleh fakultas 1963, Nogroho Notosusanto dalam ceramahnya berjudul “soal periodisasi dalam karya sastra indonesia” mengemukakan bahwa memang ada periode sebelumnya. para pengarang yang aktif menulis pada periode 1950 ialah mereka yang telah mempunyai “sebuah tradisi Indonesia sebagai titik tolak”. Pandangan keluar negri tidak hanya Eropa melainkan keseluruh dunia.
    pertanyaan saya
    1.Apa yang menyebabkan persoalan Simposium muncul?
    2.Apa yang melatar belakangi muncul pikiran bahwa ada angkatan pengarang baru yang lebih baik daripada angkatan Khairil Anwar?

  31. Lili Agustina (A1B108201)

    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang di tulis hanya cerpen -cerpen kecil yang berlingkar fsikologis perseorangan semata-mata. Roman-roman besar tak ada ditulis .Namun kalangan sastrawan sendiri seperti NugrohoNotosusanto,S.M.Ardan ,Boejong Saleh dan H.B .Jassin menolak adanya sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Imdonesia.Akibat dari majalah yang hanya ,mendapat tempat terutama sajak,cerpen,dan karangan -karangan lain yang tidak begitu panjang maka lahirlah istilah “krisis majalah” akibat krisis ini maka lahirlah angkatan terbaru ini yaitu periode 50.Perbedaan antara angkatan 45 dan angkatan baru ini adalah sikap budaya para sastrawan yang tergolong pada angkatan terbaru ini adalah sintesin dari dua sikap ekstrem mengenai konsepsi kebudayaan Indonesia ,sikap imitatif dari Belanda atu Eropa berekurang,dan menghasilakan karya satra atau roman yang panjang .Maka lahirlah majalah “kisah”untuk menampung karya sastra para penyair angkatan ini.
    Disina saya kurang mengerti,maka pertanyaan saya
    1.Apa yang dimaksud dengan cerpen kecil yang berlingkar sekitar fsikologisme perseorangan semata-mata
    2.Apakah gara-gara tidak ada karangan roman yang panjang saja penyebab angkatan 50 ini lahir dan berusaha memisah dari angkatan sebelumnya .Apakah ada hal lain sehingga angkatan baru ini lahir ?
    3.Apa yang dimaksud dengan angkatan terbaru merupakan sintesin dari dua sikap ekstrem mengenai konsepsi kebudayaan Indonesia!
    makasih………..

  32. Bella Valentina (A1B108232)

    Simposium di Amsterdam tahun 1953 yang pertama kali membahas krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia.
    Soejatmoko mengatakan Sastara Indonesia mengalam i krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil yang ‘berlingkar sekitar fsikologisme perseorangan semata-mata”.
    yang kemudian mendapat reaksi hebat dari kalangan sastrawan itu sendiri. H.B. Jassin mengemukakan sebuah prosaran dalam simposium sastra yang diberi judul “kesusastraan Indonesia Modern tidak ada krisis”.
    kemudian muncul pendapat-pendapat lain pula yang menentang adanya krisis sastra.

    saya ingin bertanya.
    1. Pada masa itu karya-karya sastra apa saja yang terbit atau ditulis oleh para sastrawan, sehingga dikatakan tidak ada roman-roman besar yang ditulis?
    2. Lalu dari pembahasan tersebut, apakah bisa disimpulkan bahwa Indonesia tidak benar-benar mengalami Krisis sastra, tolong dijelaskan!

  33. Auliya Rahman ( A1B108234 )

    Yang saya ingin tanyakan dari bacaan tersebut :

    1. Apa yang melatar belakangi diadakannya simposium di jakarta pada tahun 1952?

    2. Apa yang menyebabkan golongan old cracks pada tahun 1950 mengalami kemunduran?

    3. Apa latar melatar belakangi timbulnya penamaan “Impasse sastra Indonesia” ?

    4. Simposium, Menurut saya simposium adalah perkumpulan dimana didalamnya membicarakan dan memertimbangkan suatu masalah. Apakah benar argument saya?

  34. Septi Nur Jannah ( A1B108019 )

    Setelah saya membaca artikel bapak timbul pertanyaan saya yaitu :

    1. Mengapa pada saat krisis roman-roman besar tak ada di tulis tetapi hanya cerpen-cerpen keci saja ?

    2. Mengapa Karangan Soejatmoko ini mendapat reaksi hebat dari sastrawan-satrawan lain?

    3. Mengapa Jassin menolak adanya sebutan krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia?

    4. Mengapa pada saat simposium di jakarta pada tahun 1952 dilontarkan krisis-krisis seperti krisis akhlak, krisis ekonomi, dan berbagai krisis lainnya? apa yang menyebabkan itu terjadi?

    Atur nuhun

  35. Usman (A1B108233)

    Setelah saya mempelajari tentang Krisis Sastra Indonesia masih banyak yang belum saya mengerti, yaitu:

    1) Apa penyebab terjadinya Krisis Sastra Di Indonesia?

    2) Apa hubungan terjadinya Krisis sastra di Indonesia dengan gagalnya revolusi Indonesia?

    3) Apa yang melatar belakangi timbulnya penamaan “Impassse sastra Indonesia” ?

    4) Mengapa karya-karya sastra yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil, sedangkan roman-roman besar tak ada yang ditulis, sehingga disebut Soejatmoko sebagai krisis sastra?

  36. Darmatasiah ( A1B108215 )
    assalamu”alaikum,,,
    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil yang “berlingkar psikologisme perseorangan semata-mata”roman-roman besar tak ada ditulis.

    Setelah saya membaca artikel Bapak.Saya ingin bertanya dengan Bapak :
    1. Mengapa majalah soejatmoko yang berjudul “mengapa konfrontasi” dalam karangan ini secara tandas dikatakan oleh penulisnya bahwa sastra penulisnya sedang mwngalami krisis ?
    2. Apa sebenarnya yang melatarbelakangi Nugroho mite pasimisme yang berjangkit dari kalangan orang-orang tertentu pada masa sesudah kedaulatan ?

  37. RULLY REZKI SAPUTRA (A1B107262)

    ass.wr.wb

    periode 1953-1961 (tentang krisis sastra di Indonesia)

    pada bulan april 1952 di jakarta diselenggarakan simposium tentang kesulitan-kesulitan zaman peralihan sekarang. dalam simposium itu dilontarkan istilah krisis akhlak, krisis ekonomi dan berbagai krisis lainnya.

    tahun berikutnya, tahun 1953 di amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan indonesia. disini untuk pertama kali dibicarakan tentang impase dan krisis sastra indonesia akibat dari gagalnya revolusi indonesia.

    tetapi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit majalah konfrontasi pada pertengahan tahun 1945. dalam karangannya itu soedjatmoko melihat adanya krisis sastra sebagai akibat dari krisis kepemimipina politik. ia juga mengatakan bahwa sastra indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecilang berlingkar sekitar psikologisme perseorangan semata-mata. roman-roman besar tidak ditulis. Namun kalangan sastrawan sendiri seperti Nugroho Notosusanto,S.M.Ardan ,Boejong Saleh dan H.B .Jassin menolak adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia.

    h.b jassin dalam majalah mimbar indonesia (1955) mengemukakan pendapatnya bahwa yang ada bukanlah krisis sastra tetapi melainkan krisis ukuran menilai sastra.

    pada masa sekitar persoalan krisis kesusastraan indonesia diramaikan orang ,adapula persoalan lain menjadi perhatian peminat sastra, yaitu lahirnya angkatan sesudah 45. dalam simposium sastra yang diselenggarakan di jakarta pada tahun 1960, ajip rosidi memberikan sebuah prasaran tentang sumbangan angkatan terbaru sastrawan indonesia kepada perkembangan kesusastraan indonesia. dalam prasaran itu dicoba untuk mencari ciri-ciri yang membedakan angkatan terbaru dengan angkatan 45.
    Perbedaan antara angkatan 45 dan angkatan baru ini adalah sikap budaya para sastrawan yang tergolong pada angkatan terbaru ini adalah sintesis dari dua sikap ekstrim mengenai konsepsi kebudayaan Indonesia . yang pertama ialah sikap yang berpendapat bahwa kebudayaan nasional indonesia merupakan persatuan dari puncak-puncak kebudayaan daerah. yang kedua ialah sikap yang berpendapat bahwa kebudayaan indonesia ialah mendunia dan mempersetan kebudayaan daerah. maka sikap sintesisnya ialah kebudayaan nasional indonesia akan berkembang berdasarkan kenyataan dalam masyarakat indonesia masa kini,yaitu adanya kebudayaan daerah dan adanya pengaruh dari luar.

    yang ingin saya tanyakan :
    1. kenapa gagalnya revolusi indonesia mengakibatkan krisis sastra di indonesia ? tindakan gagalnya revolusi yang gimana sehingga mengakibatkan krisis sastra di indonesia ?
    2. hal apa yang melatarbelakangi terjadinya krisis sastra indonesia?
    3. apa yang menyebabkan golongan old cracks angkatan 1945 pada sekitar tahun 1945 mengalami masa keemasan dan pada masa sesudah tahun 1950 mengalami kemunduran?

    terima kasih…..

    ass.wr.wb.

  38. Ahmad Rizali (A1B1082

    Assalamu alaikum wr.wb

    Dari materi yang saya baca, khususnya periode 1953-1961 (tentang krisis sastra di Indonesia)

    Pada bulan April 1952 di Jakarta diselenggarakan sebuah simposium tentang Kesulitan-kesulitan Zaman Peralihan Sekarang dalam simposium itu dilontarkan istilah krisis akhlak, krisis ekonomi, dan berbagai krisis lainnya.

    Tahun 1953 di Amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan Indonesia. Dalam acara itu antara lain berbicara Asrul Sani, Sultan Takdir Ali Sjahbana, Prof. Dr. Werthim, dan lain-lain. Di sinilah untuk pertama kali dibicarakan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, tetapi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit Majalah Konfrontasi pada pertengahan tahun 1954. Nomor pertama majalah ini memuat essay Soejatmako berjudul Mengapa konfrontasi?. Dalam karangan itu secara tandas dikatakan oleh penulisnya bahwa penulisan sastra sedang mengalami krisis.

    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil yang “berlingkar sekitar psikologisme perseorangan semata-mata” Roman-roman besar tak ada ditulis.

    Yang inngin saya tanyakan tentang :

    1. Pada umumnya Adakah Krisis Moralitas dalam Kesusastraan Indonesia?

    2. Apa saja yang melatar belakangi terjadinya tentang krisis sastra di Indonesia?

    3. Mengapa Karangan Soejatmoko ini mendapat reaksi hebat dari sastrawan-satrawan lain?

    Mungkin itu saja yang ingin saya sampai kan, atas perhatianya saya ucapkan sekian terima kasih.

  39. Ahmad Rizali (A1B108231)

    Assalamu alaikum wr.wb

    Dari materi yang saya baca, khususnya periode 1953-1961 (tentang krisis sastra di Indonesia)

    Pada bulan April 1952 di Jakarta diselenggarakan sebuah simposium tentang Kesulitan-kesulitan Zaman Peralihan Sekarang dalam simposium itu dilontarkan istilah krisis akhlak, krisis ekonomi, dan berbagai krisis lainnya.

    Tahun 1953 di Amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan Indonesia. Dalam acara itu antara lain berbicara Asrul Sani, Sultan Takdir Ali Sjahbana, Prof. Dr. Werthim, dan lain-lain. Di sinilah untuk pertama kali dibicarakan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, tetapi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit Majalah Konfrontasi pada pertengahan tahun 1954. Nomor pertama majalah ini memuat essay Soejatmako berjudul Mengapa konfrontasi?. Dalam karangan itu secara tandas dikatakan oleh penulisnya bahwa penulisan sastra sedang mengalami krisis.

    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil yang “berlingkar sekitar psikologisme perseorangan semata-mata” Roman-roman besar tak ada ditulis.

    Yang inngin saya tanyakan tentang :

    1. Pada umumnya Adakah Krisis Moralitas dalam Kesusastraan Indonesia?

    2. Apa saja yang melatar belakangi terjadinya tentang krisis sastra di Indonesia?

    3. Mengapa Karangan Soejatmoko ini mendapat reaksi hebat dari sastrawan-satrawan lain?

    Mungkin itu saja yang ingin saya sampai kan, atas perhatianya saya ucapkan sekian terima kasih.

  40. Sufian Akbar (A1B107060)

    Menurut saya memang pendapat Nugroho Noto susanto, dan Boejong Saleh, tentang Kesusastraan Indonesia modern tidak ada krisis
    Begitu pula H.B. Jassin berpendapat, dengan membuat sebuah prasaran yang dengan tandas diberinya judul : Kesusastraan Indonesia Modern Tidak Ada Krisis. Dengan bukti-bukti dan dokumentasinya yang lengkap, Jasin pun menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia.
    Nugroho berpendapat, bahwa penamaan ini hanya di akibatkan dari cercaan golongan “old cracks”, yang mengalami zaman keemasan pada masa 1945, namun pada masa 1950an mengalami kemunduran.
    Namun Sitor Situmorang dalam sebuah tulisannya yang berjudul ` Krisis H.B.Jasin` dalam majalah Mimbar Indonesia mengemukakan pendapatnya bahwa yang ada bukanlah krisis sastra, melainkan krisis menilai sastra dalam diri H.B. Jassin.

  41. Hj. Marfuah (A1B108242)

    Ass……
    Tahun 1953 di Amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan Indonesia antara lain berbicara dalam simposium itu Asrul Sani, Sultar Takdir Ali Sjahbana, Prof. Dr. Werthim, dll. Hal yang dibicarakan mengenai persoalan tentang impasse (kemacetan) dan krisis sastra indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia.
    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra indonesia sedang mengalami krisis

    penyebab terjadinya krisis sastra karena sastra yang bernilai tidak boleh diterbitkan dan dilarang diedarkan oleh pemerintah orde baru.

    Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S/PKI di Indonesia.

    Yang ingin saya tanyakan diantaranya adalah:
    1.Apa yang menyebabkan persoalan Simposium muncul?
    2.Apa yang melatar belakangi muncul pikiran bahwa ada angkatan pengarang baru yang lebih baik daripada angkatan Khairil Anwar?
    3. Mengapa Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis?
    4. Mengapa krisis sastra Indonesia dibahas di amsterdam bukan di Indonesia sendiri, dan mengapa Indonesia malah membahas krisis yang lain?

    Terimakasih…
    wassalam(“_”)……………….

  42. ass…wr..wb..

    setelah saya membaca pembahasan pada krisis sastra indonesia terdapat beberapa materi dari pembahasan tersebut yang saya belum mengerti.

    Yang saya ingin tanyakan :

    1. Mengapa krisis sastra menjadi bahan pembicaraan ketika terbit majalah konfrontasi pada tahun 1954 ?
    2. mengapa soejatmoko menulis karangan “Mengapa konfrontasi” mengatakan bahwa sastra penulisnya mengalami krisis ?
    3. Mengapa pada masa sesudah tahun 1950 mengalami kemunduran dalam hal sastra padahal sebelumnya mengalami zaman keemasan?

    TERIMA KASIH .. . .
    WASSALAM *_* . . . .

  43. Ass…..Wr….Wb….

    Setelah saya mempelajari tentang materi krisis sastra ada beberpa hal yang belum saya mengerti.

    Yang saya ingin tanyakan adalah :

    1. Apa yang menyebabkan sitor sitomorang berpendapat yang ada bukanlah krisis sastra melainkan krisis ukur dan menilai sastra dan mengapa hanya menilai dalam diri jassin sendiri?

    2. Mengapa jassin menolak adanya krisis dan impasse dalam sastra indonesia?

    3. Apa yang menyebabkan terjadinya krisis sastra?

    NAJIMUDDIN
    A1B108241

    terima kasih……

  44. maaf nama dan nim ketinggalan,

    Alfian rezkia
    A1B108225

    terima kasih ….

  45. Nama : Iswahyuni
    NIM : A1B108028

    1. Usmar Ismail, Bukittinggi 20 maret 1921, dikenal sebagai seorang dramawan dan sineas (pembuat film). Cerpen-cerpennya hanya ada beberapa saja, antara lain dimuat dalam Pancaran Cinta (1946) dan Gema Tanah Air (1948) disusun oleh H.B Jassin.
    Sajak-sajak Usmar kemudian dikumpulkan dan diterbitkan dalam dengan judul Patung Berasap (1949).
    2. Amal Hamzah, adik Amir Hamzah, lahir di Binjai, Langkat 31 Agustus 1922. Ia menerjemahkan beberapa buah karya Tagore, yang pernah mendapatkan hadiah Nobel 1931 di antaranya Gitanyali (1947).
    Amal mulai menulis di zaman Jepang, ketika ia kehilangan kepercayaan kepada manusia. Ia menjadi kasar dan sajak-sajaknya sangat naturalistis. Dalam sandiwara-sandiwaranya sangat menonjolkan sensualisme. Sajak dan karangan lain kemudian diterbitkan dalam sebuha buku berjudul Pembebasan Pertama (1949). Hilangnya kepercayaan kepada manusia, jelas terlihat dalam sajak “Melaut Benciku”. Selain itu, Amal juga menulis buku yang berjudul “ Buku dan Penulis” (1950).
    3. Rosihan Anwar, Padang 10 mei 1922. Sekarang terkenal sebagai wartawan komunis terkemuka. Sajak-sajaknya banyak melukiskan perasaaan dan semangat pemuda. Cerpennya yang berjudul “Radio Masyarakat” melukiskan kemelut jiwa pemuda yang dilnda keraguan atas segala janji-janji kosong dari Jepang. Pata tahun 1967 Rosihan menerbitkan sebuah roman berjudul “Radja Ketjil, Badjak Laut di Selat Malaka”.
    4. Anas Ma’ruf, Bukittinggi 27 oktober 1922. Pada jaman sesudah perang terkenal sebagai organisator kebahasaan dan penterjemah. Ia juga menterjemahkan karya-karya para pengarang dunia seperti Rabindranath Tagore (India), John Steinback (Amerika), William Saroyan (Amerika). Selain itu, ada M.S.Ashar , Kutaraja 19 Desember 1921. Ia menulis sajak “Bunglon” merupakan sindiran bagi orang orang yang bertabiat plin-plan. Kemudian Maria Amin , Bengkulu 1921 dengan karyanya “Tengoklah Dunia Sana” dan Nursjamsu, lahir di Sumatera Barat 6 oktober 1921. Di antara karyanya berupa cerpen berjdul “Terawang” dimuat dalam majalah Gema Suasana (1948)
    5. penulis cerpen yang terkenal di antaranya adalah H.B. Jassin (Gorontalo, 31 juli 1922) yang menulis cerpen “Anak Laut”. Cerpen itu mungkin bukan cerpen Jassin yang petama, tapi jelas merupakan cerpennya yang terakhir. Sebelum perang Jassin menulis cerpen dalam Poejangga Baroe yang berjudul “Nasib Volontaire “ (1941).
    6. Pengarang cerpen yang lain Bakri Siregar (Langsa /Aceh, 1922). Cerpennya yang pertama berjudul “Ditepi Kawah”. Pada masa pendudukan Jepang cerpen itu dibukukan dengan judul “Jejak Langkah” (1953).
    7. pengarang yang membuat drama pada jaman Jepang adalah Armijn Pane. Armijn yang pada masa sebelum perang telah menulis “Lukisan masa, Barang tiada berharga, dan lain-lain pada masa Jepang menulis beberapa buah sandiwara yang kemudian dibukukan dengan judul “jinak –jinak merpati” (1953). Segera sesudah proklamsi iamenulis “Antara bumi dan langit”.
    8. Idrus, pada zaman Jepang menulis beberapa buah drama, antaraanya “Kejahatan Membalas Dendam” dimuat dalam buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (1948); Jibaku Aceh (1945); Keluarga Surono (1948); Dokter Bisma 1945. Dalam “Kejahatan Membalas Dendam” ia melukiskan perjuangan pengarangmuda dalam menghadapi (kekuasaan) pengarang kolot dengan (tentu saja) kemenangan di pihak pengarang muda, meskipun si pengarang kolot main guna-guna segala.
    9. Kotot Sukardi menulis sandiwara Bende Mataram yang berlatar belakang maa perang Diponegoro (1825-1830). Sandiwaara itu kemudian diterbitkan Balai Pustaka dengan judul yang sama bersama-sama dengan karangan Inu Kertapati yang berjudul Sumping Sureng Pati tahun1945

  46. Nama : Meilindha Rahayu
    Nim : A1B108217

    Assalamuallaikum Wr. Wb
    Saya ingin bertanya mengenai Krisis sasrta indonesia :

    1. Menurut bapak, Mengapa impasse (kemacetan) dan krisis sastra Indonesia sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia ?

    2. Apa yang melatar belakangi essay Soejatmako berjudul Mengapa konfrontasi ditulis?

    3. Apa sebabnya Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil sedangkan Roman-roman besar tak ada ditulis?

    4. Jelaskan mengapa Jassin menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia?

    5. Apa sebab Nogroho melihat kemungkinan bahwa golongan old cracks angkatan 1945 pada sekitar tahun 1945 mengalami masa keemasan, pada masa sesudah tahun 1950 mengalami kemunduran, mengapa demikian?

    terimakasih…

  47. Nurfita Tri Astuti (A1B108220)

    Pada bulan April 1952 di Jakarta diselenggarakan sebuah simposium tentang “Kesulitan-kesulitan Zaman Peralihan Sekarang” dalam simposiumdi dilontarkan istilah “Krissis Akhlak” dan berbagai krisis lainnya.

    Tahun 1953 di Amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan Indonesia antara lain berbicara dalam simposium itu Asrul Sani,Sultan Takdir Ali Sjahbana, Prof. Dr. Werthim dan lain-lain. Disinilah untukpertamakali dibicarakan tentang “Impasse (kemacetan) dan “krisis sastra Indonesia”,sebagai akibat dari gagalnya revolusi Indonesia, tetapi persoalan tentang krisis baru menjadi bahan pembicaraan yang ramai ketika terbit majalah konfrontasi pada pertengahan tahun 1954. Nomor pertama majalah ini memuat essay Soejatmoko berjudul “Mengapa Konfrontasi”dalam karangan ini secaratandas dikatakan oleh penulisan bahwacsastra penulisannya sedang mengalami krisis.

    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena tulisa hanya cerpen-cerpen kecil yang “berlingkar sekitar fisikologisme perseorangan semata-mata” roman-roman besar tak ada ditulis.

    Karangan Soejatmoko ini mendapat reaksi hebat ,terutama dari kalangan sastrawan sendiri seperti: Nugraha Notosusanto, S.M. Ardan, Boejong Saleh,dan lain-lain. Begitu pula H.B. Jassin dalam simposium sastra mengemukakan sebuah prosaran yang diberinya judul “Kesusastraan Indonesia Moderen tidak ada krisis” dengam bukti dari dokumen yang lengkap, Jassin pun menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia.

    Saya ingin bertanya:
    1. Apa yang dimaksud dengan simposium?
    2. Kenapa Indonesia pada tahun 1953 mengalami krisis sastra Indonesia?
    3. Kenapa Jassin menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra di Indonesia?
    4.Apa yang dimaksud dengan golongan”Old Craks”?

  48. Anisa Ulfah (A1B108243)
    saya ingin bertanya :

    1. apa yang melatar belakangi diselengarakannya simposium tentang kesulitan-kesulitan zaman peralihan yang siasakan di Jakarta ?
    2. mengapa dalam karangan soejatmoko dalam bentuk essai yang berjudul “mengapa konfrontasi” dia mengatakan bahwa penulis sastra sedang mengalami krisis?
    3. mengapa Ramadhan K.H, Nugroho Notosusanto menganggap penamaan “Impasse sastra Indonesia” yang bagi dia tidak lebih hanya sebuah “mite” (dagangan belaka)?

    terimakasih

  49. assalamualaikum wrwb
    bapak saya mau bertanya :
    1.apa yang melatar belakangi timbulnya krisis sastra di indonesia ?
    2.mengapa karangan soejatmoko mendapat reaksi hebat dari para sastrawan-sastrawan?
    3.mengapa golongan old cracks 45 mengalami masa kemajuan dan apa saja yang menjadi lendalanya dalam masa itu ?
    wss………..

  50. assalamualaikum wrwb

    NAMA ; AKHMAD FAHDIL RINADI
    NIM ; (A1B108223)

    bapak saya mau bertanya :
    1.apa yang melatar belakangi timbulnya krisis sastra di indonesia ?
    2.mengapa karangan soejatmoko mendapat reaksi hebat dari para sastrawan-sastrawan?
    3.mengapa golongan old cracks 45 mengalami masa kemajuan dan apa saja yang menjadi lendalanya dalam masa itu ?
    wss………..

  51. arbain A1B108254

    Periode 1953-1961 (tentang krisis sastra di Indonesia)

    pada bulan april 1952 di jakarta diselenggarakan simposium tentang kesulitan-kesulitan zaman peralihan sekarang. dalam simposium itu dilontarkan istilah krisis akhlak, krisis ekonomi dan berbagai krisis lainnya.

    kemudian, tahun 1953 di amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan indonesia. disini untuk pertama kali dibicarakan tentang impase dan krisis sastra indonesia akibat dari gagalnya revolusi indonesia.

    1). mengapa pada tahun 45, angkatan 45 mengalami zaman keemasan dan pada tahun 50an mengalami kemunduran, apa yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa tersebut?

    2). mengapa Karangan yang ditulis Soejatmoko mendapatkan reaksi hebat, terutama dari kalangan sastrawan sendiri.

    3) Apa latar belakang dari terjadinya krisis
    sastra di Indonesia dan apa hubungannya dengan gagalnya revolusi indonesia?

    4). apa maksud dari istilah impasse sastra indonesia?

    5) mengapa Sitor Sitomurang berkesimpulan bahwa krisis yang
    terjadi ialah krisis dalam diri Jassin sendiri karena
    ukurannya tidak matang?

    maaf Pak, saya numpang wordpress teman, karna wordpress saya tidak dapat menerima alamat email saya. Mohon pengertian Bapak, terimakasih.

  52. Ikhsan Hidayat (A1B108218)

    Pertanyaan tentang krisis sastra Indonesia :

    1. Apa yang menjadi latar belakang timbulnya krisis sastra Indonesia …?
    2. Mengapa karangan Soejatmoko mendapat reaksi hebat karena mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis yang mendalam ……?
    3. Apa isi dari sajak Nugroho Notosusanto sehingga ia merasa tidak mendapat kepuasan dari sajak tersebut..?

    Maaf kalau saya ikut wordpress teman, karena wordpress saya tidak aktif.

    Terimakasih.

  53. RADIANSYAH (A1B108219)

    Saya ingin bertanya

    1. Apa yang melatarbelakangi tahun 1953 di Amsterdam diselenggarakan simposium tentang kesusastraan Indonesia?
    2. Mengapa Jassin menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia?
    3. Mengapa golongan old cracks angkatan 1945 pada sekitar tahun 1945 mengalami masa ke emasan, dan pada masa sesudah tahun 1950 mengalami kemunduran?

    Terimakasih…..

  54. Nama : Nuridhah (A1B106260)

    Soejatmoko mengatakan bahwa sastra Indonesia sedang mengalami krisis karena yang ditulis hanya cerpen-cerpen kecil yang “berlingkar sekitar psikologisme perseorangan semata-mata” Roman-roman besar tak ada ditulis.

    tetapi menurut pendapat Nugroho Noto susanto, dan Boejong Saleh dan H.B Jassin, tentang Kesusastraan Indonesia modern tidak ada krisis. H.B. Jassin berpendapat, dengan membuat sebuah prasaran yang dengan tandas diberinya judul : Kesusastraan Indonesia Modern Tidak Ada Krisis. Dengan bukti-bukti dan dokumentasinya yang lengkap, Jasin pun menolak sebutan adanya krisis maupun impasse dalam kehidupan sastra Indonesia.
    menurut mereka tidak ada krisis kesusastraan yang ada hanya krisis dalam menilai sastra terutama krisis yang terjadi dalam diri H.B. Jassin

    terima kasih

  55. adi susanto
    A1B108248

    pertanyaan tentang krisis sastra:

    1.apa yang melatar belakangi timbulnya krisis sastra di indonesia ?

    2.mengapa karangan toha mohtar hanya dimuat dimajalah hiburan?

    3. mengapa Karangan yang ditulis Soejatmoko mendapatkan reaksi hebat, terutama dari kalangan sastrawan sendiri?

    maaf saya menggunakan wordpress teman,kerena wordpress saya belum aktif.terima kasih.

  56. Assalam…

    saya ingin bertanya…

    1.Apa yang melatar belakangi terjadinya krisis sastra ?

    2.Mengapa pada saat itu karangan-karangan seperti novel tidak ada yang ada cuma karangan-karangan kecil seperti novel ?

    3.Apa yang melatar belakangi timbulnya penaman impasse sastra indonesia ?

    Terima kasih….
    Wassalam……

Tinggalkan komentar